Jumat, 04 September 2009

Blog yang nggak diurus tiba-tiba mucul karena Malingsia..

Baiklah nggak usah berbasi-basi lagi soal masalah ini. Karena ini juga blog yang jarang terurus dan dibenahi jadi langsung to the point aja.. (sebenernya seh niatnya nggak ngurus blog dulu sampai batas waktu yg ditentukan.. tp bijimane lagi..)

Masalah Malingsia bukan masalah yang asing lagi dengan telinga kita. Kisah negara ini yang telah meng-klaim berbagai macam khazanah bangsa Indonesia sudah berlangsung sangat lama. Berdalih dengan mengatakan mereka "serumpun" dengan bangsa Indonesia, maka mereka mengeksploitasi secara besar-besaran segala khazanah bangsa Indonesia, dari Tarian Jaranan, Alat Musik Angklung, Lagu Rasa Sayange, Masakan Rendang sampai Pulau Sipadan - Ligitan.
Mereka benar-benar menjarah harta negara Indonesia. Dan sekali lagi mereka tetap berdalih bahwa apa yg mereka lakukan adalah benar, dengan mengatakan bahwa mereka adalah satu "rumpun" (terus terang saya sebel dengar kata ini).
Sampai pada hal penyiksaan TKI, warga mereka yang menjadi teroris sampai pada pelecehan terhadap lagu nasional dan kebangsaan kita "Indonesia Raya" yang merupakan cerminan semangat kita sebagai bangsa Indonesia yang menjujung tinggi kemerdekaan.
Kontan saja tindakan Malingsia ini mendapat reaksi yang radikal dari bangsa Indonesia yang jiwa *nasionalisnya terbakar (saya tidak tahu definisi nasionali dalam hal ini). Semua bangsa Indonesia sesuara menyerukan istilah yang dulu pernah dilontarkan pada jaman kemerdekaan, "Ganyang Malaysia!!!".
Aksi inipun juga didalam bangsa Indonesia sendiri penuh pro dan kontrak. Ada yang mengatakan bahwa:

"Mengapa mesti perang? bila bisa dilakukan jalur damai?"
"Bila kita perang lawan Malaysia kita takkan menang"
"Indonesia terlalu bodoh dikelabui oleh pihak asing dan dipropaganda"

Bagi saya itu adalah sesuatu pernyataan dari orang pintar yang terlalu pintar dengan ilmu yang didapatkannya dan menjadikan sesuatu picik artinya. Mengapa saya bisa mengatakan hal seperti itu?
Karena semua pejuang kita dalam masa lampau bukanlah dari kalangan orang pintar. saya ulangi lagi, bahwa para pejuang kita dan para pendiri bangsa kita bukanlah dari kalangan orang PINTAR, melainkan CERDIK. Perlu sesuatu definisi yang bisa membedakan dari dua kata ini,karena sejatinya kedua kata itu memang berbeda.
Untunglah bangsa ini berdiri oleh berkat jasa-jasa para pejuang yang tidak pintar melainkan cerdik.
Coba banyangkan jika dulu waktu penjajahan diisi dengan orang2 pintar, 17 Agustus 1945 akan hanya menjadi mimpi bagi kita. Karena kita terlalu berpikir akan kemerdekaan itu sendiri. Dilihat dari sisi yang inilah, dari sisi yang itulah, dari sisi yang beginilah. Coba bayangkan. Kapan selesainya? lah kita punya DPR yang isinya orang pintar saja aja tidak bisa cepat menyelesaikan RUU dengan cepat. Ada saja yang harus dipikirkan. Bagaimana dengan kemerdekaan ang merupakan ujung monumental segala perjuangan rakyat? Ini adalah bukti nyata dari orang2 pintar.

Dari ilustrasi diatas saya sebagai orang awan, masyarakat bebas yang tidak mengecam pendidikan yang terlalu tinggi, dengan sepenuh hati mengatakan "Setuju untuk Ganyang Malingsia!!!"
"kenapa tetep seperti itu?"
"tidakkah memperhitungkan resiko yang ada?"

Bukannya saya egois dan tidak cinta damai. Tapi, sejak kecil saya dididik oleh Kakek,Nenek dan Ayah saya yang dari keluarga patriotik kehidupan untuk tetap KONSISTEN dengan segala yang diputuskan. Bila "iya" maka pertahankan "iya"-mu itu, dan bila "tidak" katakan "tidak"-mu itu. Terlepas itu salah ataupun benar, beresiko besar ataupun kecil, tapi perkuat dirimu dengan keyakinanmu. Ini adalah salah satu contoh ksatria hidup dari seorang manusia khususnya lelaki. Dan saya yakin kebudayaan ini adalah kebudayaan asli TANAH INDONESIA, dimana masih memegang erat sistem hormat pada adat istiadat. Dan hal ini juga dilakukan oleh pendiri-pendiri bangsa Indonesia dikala dulu. sebagai contoh : waktu Presiden pertama RI Ir. Soekarno menyatakan diri untuk keluar dari perserikatan PBB dikarenakan keterlibatan Malaysia dalam jajaran PBB. Tindakan ini bukannya tanpa resiko, malah kita tahu sendiri akibat bila kita keluar dari perserikatan PBB. Tapi apa yang dilakukan Presiden Ir. Soekarno merupakan citra Indonesia yang tegas dan tak main-main dimata dunia. Beliau dengan tegas dan lantang memutuskan untuk mengakhiri segala hubungan dengan PBB. Apakah citra Presiden Ir. Soekarno adalah sosok yang pintar? Saya rasa tidak. Karena bila beliau pintar, takkan melakukan hal yang fatal tersebut. Tapi karena beliau adalah sosok yang tegas dan pasti dan tak takut akan segala resiko, karena beliau adalah seorang yang nasionalis dan mencintai bangsa bentukannya, karena beliau begitu menghormati leluhurnya yang ada dibumi pertiwi dan yang jelas karena beliau HIDUP SEBAGAI SEORANG KSATRIA KEHIDUPAN, BUKAN SEBAGAI RAJA YANG MEMENTINGKAN PERUT DAN OTAKNYA.

Dan bagi saya, apa yang telah diputuskan maka tetapkanlah. Hiduplah jangan dengan kekhawatiran tetapi hiduplah dengan kekonsistenan.

"Maka dari itu tegaslah dengan Malingsia, janganlah takut dan terlalu berpikir"
"Ini Indonesia..!! Negara titisan Atlantis...!!!"
"Negara yang bisa berdiri sendiri, Negara dengan peradaban tertinggi"
"Negara yang menguasai semua aspek dunia"
"Kita.. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang terlahir untuk menang dan berkuasa"

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e:
:f: :g: :h: :i: :j:
:k: :l: :m: :n: :o:
:p: :q: :r: :s: :t:
:u: :v: :w: :x: :y:
:z: :1: :2: :3: :4:
:5: :6: :7: :8: :9:
:10: :11: :12: :13: :14:

Posting Komentar

© 2008 Por *Templates para Você*